Aku Benci Jadi Dungu

By Astrid Khairina S - Februari 25, 2018

Aku.

Adalah sebuah kebodohan yang bersembunyi dibalik kata "baik".
Mengiyakan ketika diperlakukan tidak adil.
Tersenyum ketika seharusnya aku memaki.
Menangis ketika seharusnya aku mencaci.

bathory.

Bagaimana ia tidak tertawa?
Ketika aku terlihat baik baik saja dibalik perbuatan jahat mereka di belakangku.

Bagaimana ia tidak berani?
Ketika kamu yang seharusnya paling menghormati justru merendahkan aku di hadapannya?

You have galaxies inside your head

Aku masih sangat ingat bentuk tawanya saat itu.
Tawa melecehkan.
Tawa merasa bangga.
Tawa merasa menang.

Aku juga masih ingat bagaimana tatapannya.
Tatapan dengan senyum yang kuanggap sebagai senyuman paling jahat.

chica con cabello suelto en el amanecer

Dasar Murahan!.

Sungguh aku tidak suka.
Sungguh jika tawa itu terulang lagi maka sudah aku jambak bagian helai rambutnya yang rapuh menyerupai helai rambut tua bangka.

http://awelltraveledwoman.tumblr.com/post/109212724226

Tidak tau malu memang...

Bagaimana bisa si bodoh di hadapan cermin ini tersenyum ketika si jahat tersenyum kepadanya?
Jika ia merupakan tokoh dari sinetron mungkin ia adalah bagian yang mereka sang penonton maki dengan umpatan bodoh, tolol dan dungu.

Tuhan...

Ini sungguh..

Aku benci rasanya jadi dungu.



(Astrid Khairina, Diary 8 Februari 2018)


  • Share:

You Might Also Like

0 komentar