Aku hanyalah bagian dari sebuah percobaan.
Aku adalah sebuah bentuk pelampiasan.
Aku hanyalah sebuah bentuk produk gagal.
Aku hanyalah sebuah bentuk produk gagal.
Aku adalah sebuah bentuk pengharapan yang sia-sia.

Aku merupakan kali pertama yang sempat diharapkan.
"Kamu hebat"kata mereka padaku saat itu.
"Kalian hebat" ucapku dari dasar paling bawah saat ini.

Roda pasti berputar.
Merasa ria berada di puncak.
Merasa tersudut karena di dasar.

Roda pasti berputar.
Pasti.
Yang membedakan hanyalah berapa lama roda menempatkanku di bagian paling dasar?
Bagaimana jika roda berhenti ketika aku tengah berada di dasar paling bawah?
Bagaimana jika roda tidak berfungsi kemudian diam permanen disaat aku belum sempat mencapai puncak paling atas?
Apakah aku adalah bagian dari mereka mereka yang akan selalu menempati urutan paling dasar?
Entahlah.
Aku memang hanyalah sebentuk pengharapan yang jelas gagal.
(Astrid Khairina, Diary 18 Februari 2018)