Aku tahu semua masa lalumu.
Aku bahkan tahu jauh sebelum kau mengatakannya sendiri kepadaku.
Aku tahu semuanya.
Maka tak perlu kau menutupi apa yang mau kau tutupi.
Karena aku sudah lebih dahulu teramat sangat tahu.
Aku memang
lebih sering DIAM jika aku merasakan sesuatu.
Tapi DIAM bukan berarti aku tidak tahu.
Diam juga bukan berarti aku terlalu bodoh .
Terlalu bodoh untuk sekedar mengatakan apapun yang aku tahu tentangmu kepadamu.
Terkadang..
Aku menganggap bahwa diam itu jauh lebih baik meski sakit.
Diam memang tidak menyelesaikan.
Tapi diam rasanya jauh lebih baik untukku saat ini.
"Semua tidak ada gunanya!"
Untuk apa aku marah untuk segala sesuatu yang tidak akan pernah bisa aku rubah?
Untuk apa aku kesal jika semuanya sudah benar-benar terjadi?
Untuk apa aku teriak jika tidak dapat membuat segala sesuatunya kembali ke masanya ?
Buang-buang waktu saja.
Tapi tetap.
"Sakit ya rasanya."
Aku tahu siapa saja masa lalumu.
Aku tahu siapa saja gadis-gadis yang pernah ada di benakmu.
Aku tahu siapa saja yang sebelumnya pernah menemanimu berkirim pesan.
Aku tahu siapa saja yang sebelumnya pernah menolak cintamu.
Aku tahu siapa saja yang dulunya juga sempat membuatmu tersenyum.
"Aku tahu semuanya saat kau bahkan tidak tahu jika aku sudah tahu lebih dulu."
Aku memang MARAH. Ingin sekali marah.
Sehingga seringkali aku terlihat menjengkelkan di depanmu.
Membuat berbagai ulah konyol di belakangmu.
Menyakitimu dengan berbagai kata-kata kasarku.
Apa kau pernah tahu apa yang selama ini aku tahu tentangmu?
Bagaimana rasanya jadi aku yang harus berpura-pura seolah tidak tahu?
Mendengar kisah-kisah masa lalumu dari mulut orang lain.
Membuka kebohongan-kebohongan kecil yang sempat kau katakan dulu kepadaku.
Dan kini...
Ku ketahui semua faktanya sendirian.
Lagi-lagi..
Sendirian.
(Diary 29 Oktober 2011, Astrid Khairina. S)
0 komentar